SUARA PRIBUMI


"KETIKA BUDI PEKERTI DAN MORALTIDAK MAMPU LAGI DAN DIPERDAYA OLEH PARA PENDOSA . SERUAN SUCI TELAH JADI JINAK DAN DIREDUKSI DARI BATAS NORMATIF".

KEBANGKITAN DAN REVOLUSI DIMIULAI

Rabu, 22 Oktober 2014

Xiaomi Redmi Rave Case

Xiaomi Redmi Rave Case: Eat Sleep Rave Xiaomi Redmi Case by Swanky. Grey case with eat, sleep, rave in front, this Covering the back, sides, and corners of the phone, this case allows full access to your phone screen. Also available for iPhone 4, 4s, 5, 5s, 5c, Samsung Galaxy Note, Samsung Galaxy S3, S4, S5, Samsung Galaxy Grand.



Find this cool stuff here: http://zocko.it/LEoDO

Minggu, 25 Desember 2011

RAISING OF INLANDER ( BANGSA JAWA)

Pertikaian internal dalam aneka kesenjangan pada sebuah bangsa adalah indikasi bangsa yang menuju ajal.

Keadilan atau moralitas yang rendah mendorong aneka iman bergerak kemuara pertikaian antara si beradab dan tidak beradab..


Published with Blogger-droid v2.0.2

Minggu, 10 Juli 2011

EROSION SOVEREIGNTY

  "Romans have been defeated" [QS. 30:2].

 "The land of their nearest and after defeat they will win," [QS. 30; 3]

  "In a few years [again]. For Allah was the affair before and after [they won]. And on the day of 
   [victory Romans] were happy people who believe, for Allah's help, he helped anyone who desired it. 
   [ QS 30:4]


      Independence of an effort to free from pressure imeprialisme, colonialism has made the Indonesian Nation as a sovereign nation WHO won through the struggle for independence by the sons of the nation from all walks and strata of diverse nature. The question for the present generation is whether We still have a sense of Sovereignty That aspired to the freedom fighters used to be. Sovereignty Should Be understood by the current generation how it used to be the process of Establishing Sovereignty is so Important That remains to be Important for the present generation?
   
     Each of the independence of a nation rightly addressed by the next generation while instilling a spirit of independence and sovereignty according to step in and fill This tradition into the estuary that reflects achievement and authority. So many who made bets in the plugging of the importance of an identity of sovereignty over a former to be staged later.

                                                                Bagaimana dahulunya 

     Ketika kita menengok sejarah bagaimana bangsa arab menyatukan kemajemukan mereka kedalam sistem islam yang dipelopori oleh muhammad juga merupakan pentradisian yang berkelanjutan dari para mesiah sebelumnya baik musa dan isa.Secara sosial politik baik bangsa yahudi[musa,isa] dan bangsa arab[ muhammad] adalah sekelompok suku-suku yang tercerai berai dalam aneka kesenjangan dan inferioritas pada waktu itu. Dan mereka melihat hilangnya semua jalur persaingan kelas begitu tertutup rapat oleh rasisisme sehingga aneka kesenjangan itu akhirnya memunculkan sebuah metafora tandingan. Ide penyatuan yang dibawa para mesiah bukan tanpa rujukan atau semata-mata muncul secara spontan oleh sosok pelopor itu sendiri melainkan ide penyatuan konsep monotheisme merupakan sebuah pentradisian yang berkelanjutan lintas generasi bahkan lintas bangsa. Sebuah pentradisian yang terus dipepaki, dijejali aneka kepentingan sehingga pentradisian itu terus mengalami penambahan,pengeditan, penyesuaian materi, baik penambahan itu melayani sebatas kepentingan kekuasaan maupun teologis bagi bangsa itu sendiri.
    Bagi generasi sekarang berbagai hasil penyatuan atas segala bentuk kemajemukan kedalam sebuah deklarasi negara seharusnya dipahami sebagai bentuk pentrdisian yang tidak mungkin dilepaskan dari aneka budaya, sejarah dan kepentingan-kepentingan sebelumnya, sehingga penyatuan aneka kemajemukan itu tetap sama berdaulatnya dalam muara kesepakatan bersama. Dan akhirnya bagi generasi sekarang dapat belajar mengambil keputusan tentang bagaimana konsep penyatuan yang berdaulat atas aneka kemajemukan itu begitu penting dahulunya sehingga tetap berguna bagi generasi-generasi selanjutnya. Keputusan yang diambil dalam menyikapi bentuk kemajemukan adalah bentuk pembelajaran bangsa dimana setiap keputusan terus mengalami pengkajian dan tiada henti-hentinya diperselisihkan...{BERSAMBUNG}

Kamis, 23 Juni 2011

THE STATE UNDER NEGOTIATE





" kata fira'un kepada yusuf "oleh karena alloh telah memberitahukan semuanya ini kepadamu" tidaklah ada orang yang demikian berakal budi dan bijaksana seperti engkau" [kej 41;39]

" engkaulah menjadi kuasa atas istanaku, dan kepada perintahmu seluruh rakyatku akan taat: tahta inilah kelebihanku kepadamu" [kej 41:40]

" selanjutnya fira'un berkata kepada yusuf : Dengan ini aku melantik engkau menjadi kuasa atas seluruh tanah mesir"  [kej 41;41]

Sesudah itu fira'un meninggalkan cincin materainya dari jemarinya dan mengenakanya pada jari yusuf; dipakainyalah kepada yusuf pakaian dari kain halus dan digantungkanya kAlung emas pada lehernya [kej41;42]

                                MAKNA HISTORIS, SOSIOLOGIS DAN TEOLOGIS


    Kondisi mesir yang mensyinyalir adanya penyusupan ideologi luar[ timur/ negeri babylonia] terhadap rakyat mesir dari penggambaran 7 [tujuh] sapi gemuk dimakan 7 [tujuh] sapi kurus yang dimimpikan fira'un dan ditafsirkan seorang pemuda ibrani [ yusuf ]dimana gembalaan ataupun ternak adalah bentuk penggambaran jemaat atau rakyat mesir. penafsiran yang  menjadikan yusuf sebagai penyelamat mesir atas upaya reduksionisasi konstitusi negeri mesir. meskipun didalam perjanjian lama yusuf menerangkan tujuh sapi dengan penggambaran waktu tujuh masa, akan tetapi ada yang janggal di penulisan peristiwa tadi. Apabila ditarik kesimpulan bahwa dari semua penggambaran  semua misi  para mesiah [musa, isa, muhammad] bahwa gembalaan ataupun binatang ternak adalah sosok jemaat ataupun bangsa. sehingga bukan yusuf yang salah menuliskan peristiwa tersebut akan tetapi penulis ulang perjanjian lama  yang mungkin terbentur proses sejarah yang terputus atau mungkin  unsur imaginatif dalam iman monotheisme ini yang terabaikan.
    Begitu pula bulir gandum yang tergantikan dengan bulir gandum yang buruk yang dihembuskan oleh angin timur [ babylonia dan persia] yang waktu itu merupakan kondisi persaingan pengaruh antara blok barat dan timur. Seperti sekarang amerika dan eropa sebagai blok barat berhadapan dengan rusia dn cina, india sebagai blok timur dalam bersaing memberikan tendensi yang konstan atas suara demokrasi atau komunis. Yusuf juga sanggup mengungkapkan adanya upaya pengkebirian undang-undang yang dirancang oleh para pembuat undang-undang fira'un [ kepala juru roti] dimaksudkan untuk melemahkan atas wibawa hukum atas negeri mesir dengan mengkorupsi materi undang-undang atau sengaja memberikan celah kelemahan atas rancangan undang-undang sehingga menempatkan wibawa raja diambang penghujatan rakyat. Dengan melemahkan rancangan materi undang-undang tentang kesejahteraan dan hukum kebijakan lainya akan mengarahkan para pejabat mesir berpeluang untuk berlaku korupsi ataupun akses previlege lain yang ilegal . kondisi yang berakhir penghukuman pelaku korup dari pembuat materi undang-undang atas jasa cendikiawan yusuf dan membawa yusuf tampil sebagai ksatria piningit[penyelamat] kewibawaan fira'un waktu itu.


 KEMAJEMUKAN ADALAH CABANG/ CARANG ANGGUR YANG BERAKAR SATU


     Kemudian juru minum itu menceritakan mimpinya kepada yusuf, katanya " Dalam mimpiku itu tampak ada pohon anggur didipanku, pohon anggur itu ada tiga carangnya dan baru saja pohon itu bertunas, bunganya sudah keluar dan tandan-tandanya penuh dengan buah anggur yang ranum. Dan ditanganku ada piala fira'un.Buah anggur itu aku ambil lalu kuperas kedalam piala fira'un, kemudian kusampaikan piala itu ketangan fira'un "[kej 40;9-11]


    Dari penafsiran yusuf dalam mengartikan makna mimpi sang juru minum fira'un hanya tertulis dan terkisahkan tentang waktu dan pengembalian posisi kehormatan sang juru minum boleh jadi terlalu singkat dan hilang penggalan inti dari makna mimpi tersebut, mungkin yang seperti yang saya nyatakan sebelumnya bukan yusuf yang menarik kesimpulan dari mimpi itu secara gampang-gampangan atau happy ending dari mimpi tersebut akan tetapi makna mimpi itu sengaja atau tidak telah hilang dari proses historis yang panjang atau dipepaki anaka kepentingan pada waktu penulisanya dalam perjanjian lama. yusuf hanya memberikan pengertian dalam tiga hari akan kembali kehormatan sang juru minum fira'un tanpa ada penjelasan bagaimana dengan pohon anggur yang bercarang tiga dan proses pemerasan buah anggur bermakna bagi fira'un sebagai seorang pemimpin negeri, raja atas jemaat mesir.
    Bagi para pakar ilmu teologi perjanjian lama mungkin telah menjadi kesepakatan bahawa pokok anggur adalah sebuah penggambaran tentang bangsa yang hidup dan tumbuh diatas tanah sebuah negeri dan aneka carang/cabang adalah bentuk kemajemukan yang hidup didalamnya. Kemajemukan yang berakar kepada aneka pendewaan, suku, ataupun budaya saya yakini sebagai bentuk kebhinekaan yang ada dimesir pada waktu itu, Dan sang juru minum yang di narasikan sebagai sebuah lembaga yang menjadi pertimbangan fira'un dalam membuat kebijakan-kebijakan atas tanah mesir. Dari arti mimpi sang juru minum yang menggambarkan pohon anggur yang bercarang tiga adalah adanya aneka kemajemukan ada yang mempunyai nilai-nilai baik kearifan, humanisme, ataupun kaidah-kaidah yang akan dirumuskan oleh sang juru minum dalam menawarkan, menyarankan, menghimbau kepada fira'un sebagai bahan kebijakan dalam mempersatukan aneka partisi kedalam kerajaan mesir yang bersatu. Pemerasan buah anggur dari carang yang berbeda memperlihatkan kemampuan sang juru minum memfilter bagian mana yang baik dan bermanfaat buat persatuan rakyat mesir dan membuang ampas anggur yang dinilai mengancam existensi kerajaan mesir.

" setelah dilihat oleh kepala juru roti, betapa baik arti mimpi itu berkatalah ia kepadanya " akupun bermimpi juga. tampak aku menjunjung tiga bakul berisi panganan, Dalam bakul atas ada berbagai-bagai makanan untuk fira'un buatan juru roti, tetapi burung-burung memakannya dari dalam bakul yang diatas kepalaku.

yusuf menjawab "beginilh arti mimpi itu; ketiga bakul itu artinya tiga hari, dalam tiga hari ini fira,un akan meninggikan engkau, tinggi keatas dan menggantung engkau pada sebuah tiang, dan burung-burung akan memakan dagingmu dari tubuhmu


    Dengan keahlian yusuf yang brilian dalam menafsirkan mimpi sang juru roti yang memperlihatkan perilaku korupsi atas aneka bentuk pada jaman mesir kuno merupakan kejahatan yang serius dan tidak bisa ditoleransi.  Bahwa kejahatan korupsi tidak hanya sebatas penggelapan materi akan tetapi aneka korupsi kepercayaan sipembuat undang-undang [ kepala juru roti] adalah orang yang pertama ditindak apabila undang undang itu disengaja atau tidak telah direduksi ketajamanya atau keberpihaknya, atau dengan sengaja mengarahkan undang-undang tersebut kemuara bias atau dinegoisasikan; dan sebelum akhirnya undang-undang itu menjadi bahan pelecehan dan pemelintiran aneka kepentingan dikemudian hari. Undang -undang yang tereduksi dan ternegoisasikan aneka kepentingan akan meruntuhkan kewibawaan negara dan pokok anggur [ sistem negara] itu sendiri dan akhirnya undang-undang dan sistem negara hanya akan menjadi bahan tertawaan di ruang pengadilan. 
   Kita telah melihat pada jaman mesir kuno  tersebut fira'un sendiri sangat anti korupsi dan mengawasi proses kejujuran ketingkat proses pembuatan undang-undang dan mengambil tindakan kepada si pembuat undang-undang yang bias atau mereduksi pasal adalah sebagai penjahat yang utama kebangsaan. Sang juru roti mesir itu melakukan pembiaran, pengkebirian atau korupsi pasal yang dilakukan oleh orang-orang[ burung-burung] yang mempunyai aneka kepentingan didalamnya. Dan pada waktu itu fira'un telah terselamatkan kewibawaanya atas usaha penggembosan oleh para pejabat yang korup dan memberikan penghargaan yang pantas atas upaya sang juru minum menjaga kedaulatan mesir dan pemberantasan aneka reduksionisasi bentuk kebijakan yang seharunya menjadi hak dan berpihak kepada rakyat mesir.

INDONESIA MEMPUNYAI CARANG/CABANG POHON ANGGUR YANG LEBIH BANYAK DARI MESIR   

     Bagi indonesia tantangan kemajemukan lebih banyak dari mesir yang dulu merupakan adidaya barat ribuan tahun sebelum masehi. sanggupkah indonesia melahirkan yusuf-yusuf baru, ataupun menciptakan kader-kader juru minum yang cinta NKRI yang sanggup merumuskan aneka kemajemukan bersinergi dengan pokok anggur negeri ini. atau sanggupkah indonesia menggantung sang juru roti[ pembuat undang-undang] yang korupsi terhadap materi undang-undang  yang mengarahkan kedalam muara bias yang menyebalkan.Sanggupkah pokok anggur [ PANCASILA] bangsa ini memberikan jaminan kepada jemaat atas setiap tuntutan atas kesetaraan dan semua akses previlege yang berkaedilan menyeluruh bagi seluruh jemaat indonesia. Saya agak khawatir dengan nasib dan wibawa tahta bangsa ini yang dari waktu kewaktu ditarik kesana-kemari untuk mengikuti kepentingan dari cabang/ carang [partai, agama, suku, golongan] anggur ini. carang ataupun cabang anggur ini harus segera dikendalikan dengan memberikan ruang dan batas yang cukup untuk segera berfusi kepada pokok anggur yang utama[ pancasila].
   Para juru roti ataupun juru minum yang secara legitimasi sebagai penjaga pokok anggur harus sanggup memberikan jaminan kekuatan dan kehandalan dari ideologi negara dengan menempatkan kesetaraan dan ketidakberpihakan atas kelompok tertentu atupun untuk melayani kepentingan tertentu. Kondisi kesenjangan material indonesia yang hampir dipastikan telah membawa asumsi dan keraguan jemaat akan relevansi pokok anggur negeri ini.

" ketika pokok anggur itu tidak sanggup menghasilkan buah yang bermanfaat bagi sang pemilik kebun, apakah akan dibiarkan terus hidup ketika sang pemilik kebun terus dituntut akan kebutuhan akan nutrisi iman yang akan menghidupi seluruh anggota keluarganya" 

" ketika carang/cabang anggur yang seharusnya bersilahturahmi kepada pokok anggur kemudian menghasilkan buah yang berbeda dari kesepakatan apakah ini akan dibiarkan"


"ketika carang/cabang anggur telah membusuk ataupun dimakan ulat yang dikirim angin timur atupun barat akan terus dibiarkan" bukankah telah ada pelajaran dari kisah sang juru minum fira'un ataupun sang juru roti fira'un dalam kisah yusuf" 

    Berbagai carang/cabang kemajemukan yang hidup diindonesia telah frustasi dengan kinerja pemerintahan yang entah mereka dimuati kepentingan ideologi luar ataupun hanya sebatas kepentingan picik sebatas kepartaian menjadikan pokok anggur[ideologi] terjebak dalam muara olok-olok oleh sekelompok kepentingan yang berbasis kegamaan ataupun kepartaian. Menyerukan suara-suara, gema-gema budaya luar yang terbungkus dalam paket iman yang mereduksi dan membungkam kesepakatan atas penyatuan NKRI oleh para pencetus negara kesatuan republik indonesia.
    Kemajemukan bukan sebuah halangan bagi penyatuan bersama diatas kesepakatan sejarah perjuangan dan perasaan senasib. Kemajemukan akan menuai masalah ketika telah terjadi partisi-partisi atas iman, pola tafsir dan kelompok penafsir dimana tiap-tiap kelompok mempunyai panduan dan acuan yang tidak bersinergi dengan pokok anggur negeri ini. Pokok anggur negri ini harus berani mengambil langkah tegas untuk melakukan perampingan carang/cabang anggur yang akan merugikan atau yang menjadikan pokok anggur ini menjadi bahan cemoohan yang akhinya dikhianati oleh paket budaya yang terbungkus iman yang dibawa angin barat ataupun timur. Saya pikir sebuah rekonstruksi atas banyak versi /tafsir tiap kelompok agama, suku, partai yang bersinergi dengan ideologi negara akan membawa negeri berani berkancah dengan bangsa luar; dimana hanya faktor material yang menjadi ajang keunggulan sampai saat ini. Indonesia harus berani tampil membawa identitas yang asli dari pokok anggur yang ditanam dan dibesarkan di bumi pertiwi sendiri. 

" pokok anggur harus sanggup menjembatani semua kebutuhan dari tiap carang/cabang, ranting yang menuntut secara adil dalam kesetaraan, sehingga menghasilkan buah anggur yang sama ranumnya dan dicintai oleh sang pemilik kebun itu sendiri"

Selasa, 17 Mei 2011

KEBANGKRUTAN IMAN

  " epistemologi iman yang terkikis oleh desakan unsur materiil adalah cikal bakal  pandangan baru para jemaat yang menyadari tentang realitas  tulisan kitab suci ternyata tidak selugu yang tertera dalam teks. Epistemologi baru yang terbangun dalam era modern adalah bahwa suara TUHAN adalah bentuk simbolisasi yang digiatkan sekelompok sektarian yang terjebak dalam kondisi kesenjangan; sosial, ekonomi dan ilmu pengetahuan. dan suara kitab suci  yang diolah dan dinarasikan mampu menggerakan kemacetan yang disebabkan kemacetan; aksesbility, kesetaraan,politik, hukum keranah yang seimbang dan normatif."


      Suara protes para jemaat atas epistemologi iman akhir-akhir ini bisa terlihat dari berbagai kasus pergerakan baik yang berbentuk sektarian ataupun ideologi-ideologi luar berbasis kitab suci yang menjanjikan suatu upaya yang menjanjikan kesetaraaan dan akses previlege yang lebih baik dari yang ada sekarang baik akses spiritualis dan materialis. pemahaman dan penanaman epistemologi iman  yang secara gampang-gampangan menjadikan wacana dan mental  masyarakat sangat rapuh terbangun, dan lebih parah bila kondisi mental yang menganggap ideologi universal [pancasila] tidak layak dibela karena tidak memberikan apa yang mereka tuntut atas kesetaraan dan previlege. pembungkaman akses dan realitas atas substansi kitab suci ini yang mendorong lahirnya gerakan-gerakan baik yang berbentuk sektarian ataupun ideologi-ideolgi alternatif dalam menuntut ketersediaan ruang atas semua unsur materiil yang setara.
      kesenjangan pemahaman pola tafsir yang dialami para jemaat beragama atas kitab suci disebabkan karena bentuk pola tafsir yang masih mengadopsi pola retorika dan tidak memasukan unsur sosiologis secara utuh. unsur materiil yang merupakan inti materi dari semua kitab suci dipisahkan karena dikhawatirkan jemaat  akan terjebak dalam perburuan materi tanpa kontrol iman, dan ini akan  menyempitkan visi dari kitab suci sendiri. dua unsur dalam kitab suci [materiil dan spirituil] yang entah sengaja atau tidak berjalan dalam disiplin ilmu yang berbeda sehingga menjadikan pelaku yang bergiat dalam spirituil dan materiil saling berprasangka atas kontrol iman masing-masing. dari dua unsur yang berjalan-jalan sendiri ini akhirnya juga menyebabkan jarak tentang pandangan epistemologi tentang makna pengimanan. ketika unsur materiil dan spiritual tidak memenuhi ruang iman atas dua kelompok ini yang akhirnya melihat pemahaman tafsir yang digelontorkan oleh sekelompok orang yang memberikan epistemologi baru tentang bagaimana mengisi kegalauan mereka dengan menjadikan ideologi yang mempunyai kaidah universal [ pancasila ] sebagai biang semua kesalahan atas semua kesenjangan ini.
     Epistemologi iman seharusnya terus dievaluasi dan diarahkan kedalam muara kecintaan kepada persatuan dan kebanggaan atas budaya dan hasil karya pribumi. pihak yang terus mengevaluasi ini harus sanggup menjawab bentuk-bentuk kritis atas apa yang dinamakan upaya pendewasaan pola pandang atas kemauan jemaaat. ketika bangsa ini terus dipepeki dan dicekoki oleh ilmu-ilmu penafsiran yang monoton dan membosankan karena kurikulum pola tafsir yang tidak berubah. kehausan dan suara tuntutan atas apa yang dinamakan upaya membuat suara kitab suci tetap hidup dalam jiwa jemaat dalam dunia yang terus merangkak maju dan menuntut. lembaga yang menaungi keberagaman aneka jemaat ini seharusnya diisi oleh orang-orang yang menguasai semua disiplin ilmu alkitab dan menguasai semua rujukan pola tafsir yang mengarahkan kearah persatuan dan kecintaan atas semua kemajemukan. Sayangnya lembaga keagaaman pemerintah ditempati oleh orang-orang yang hanya menguasai  mayoritas jemaat dan berpegang hanya pada pola tafsir yang gampang-gampangan dan dangkal dalam  makna teologis. lembaga keagamaan yang dihuni dengan kemajemukan di negeri ini seharusnya sanggup menjawab semua kritik, desakan, keraguan jemaat atas relevansi dari kitab suci. lembaga keagamaan harus bisa menjadi pengadilan banding atas suara kritik dan tuntutan realitas yang terus dituntut oleh jemaat dan tidak mengurung mereka dengan undang-undang atas dakwaan penistaan agama.
     Sejarah perjalanan existensi kitab suci dari abad pertengahan yang selalu digiatkan oleh para penafsir baik yang mendukung ilmu modern ataupun yang memilih berjalan terpisah terus berupaya memapankan suara alkitab dan pola tafsirnya bisa menjawab dan memenuhi ruang kosong pada setiap jemaat. pola tafsir ini tidak terbatas hanya penganut taurot dan perjanjian baru, islam diawal pengimananya telah memelopori reformasi tafsir atas gejolak ketidakpuasan. membungkam suara alkitab, al-qur'an dan memisahkan aspek materiilnya yang padat dari jemaat justru membawa resiko atas radikalitas iman yang baru. Munculnya kelompok-kelompok penafsir yang berbasis kitab suci baik yang digiatkan para komunitas yahudi, kristen dan islam adalah dampak upaya yang dilakukan kelompok-kelompok tersebut dalam membebaskan suara alkitab ke dunia yang lebih lengkap dan penuh baik aspek spirituil dan materiil. manusia sebagai mesin politik lebih menonjol dan mempengaruhi dinamika pencapaian-pencapaianya dari pada mesin sosial dan pemberontakan atas suara suci dari kitab suci adalah kewajaran karena manusia yang selalu peragu dan tidak puas atas pencapaian-pencapaian menjadikan suara firman-firman tuhan terus mengalami revisi-revisi dalam menjawab semua geliat lingkungan jemaat yang menuntut secara keras.

     "studi kitab suci baik taurot, injil, dan alqur'an sebuah pijakan dasar yang konstan bagi jemaat yang terancam oleh budaya dan ideologi yang mengancam".

    "pijakan yang terus dilestarikan secara berkesinambungan dari tiap-tiap generasi yang berbeda dalam memapankan identitas yang normatif diantara bangsa lain".

    " suara kitab suci seyogyanya dipahami sebagai pentradisian naratif dalam ihtiar menjaga identitas iman dan wacana sang pencipta sekaligus bahan-bahan pembelajaran manusia dalam cabang ilmu teologi berbasis taurot, injil dan alqur'an beserta pencabanganya"
     

     berbagai studi kitab suci di negeri ini diprakarsai oleh akademi-akademi yang merujuk kepada pola tafsir yang fanatik dan antipati dengan sekitarnya khususnya apabila materi tafsir itu mempunyai kepadatan materiil yang padat. dimana unsur materiil baik ekonomi, politik,ekonomi beserta contoh kesenjanganya secara gampang-gampangan sanggup mempengaruhi substansi dari visi utama dari isi kitab suci itu sendiri yaitu penyatuan dalam ruang kemanusiaan, keadilan dan kesetaraan dalam iman setiap jemaat yang majemuk ini. dan ini sangat mengkhawatirkan di negara yang hampir dipastikan setiap individu, kelompok mempunyai rujukan tafsir yang berbeda satu dengan yang lainya.
    Ideologi pancasila yang merupakan fusi dari semangat yang disuarakan semua gema iman, budaya yang hidup disekelilingnya dengan mudah dijadikan terdakwa atas berbagai kesenjangan dan akses keadilan. Kelompok penafsir yang menafsirkan secara gampang-gampangan makna pancasila menjaring komunitas yang tertindas dalam kesenjangan ekonomi dan akses keadilan kedalam wacana baru sebagai laknat dan dosa dari tuhan atas kondisi ketimpangan ini.Kemiskinan dan kesenjangan adalah ladang yang subur menanamkan kebencian atas fusi penyatuan ini dalam iman mereka. dan sangat disayangkan pemahaman tafsir yang merujuk kepada fanatisme sempit dan tidak sudi menerima kritik dari kelompok tafsir lain yang juga mempunyai rujukan penafsiran yang akhirnya menjadikan bangsa ini menjadi partisi-partisi dimana kelompok satu dengan kelompok yang lain dianggap sebagai ancaman existensi iman masing-masing. Partisi-partisi ini tumbuh subur di negeri ini dan menjadikan bangsa ini seperti bangsa sektarian. Paham sektarian adalah paham yang sangat tertutup dengan pola tafsir yang tidak mau, sudi bersanding ataupun berdiskusi ataupun desakan kritik yang digelontorkan kelompok penafsir lain akan iman terhadap suara kitab suci. Sedangkan jalan satu-satunya menjaga kemajemukan bangsa ini adalah sikap terbuka atas kritik, diskusi dalam membedah kepadatan teks yang ada dalam kitab suci itu sendiri.
     Sebuah tradisi penceritaan yang berkesinambungan pada tiap-tiap generasi yang berbeda yang di ajarkan dalam jemaat pengiman taurot, injil dan al-qur'an memang menjadi disiplin inti dari jemaat ini, sehingga dengan cara ini identitas akan iman jemaat tetap terjaga dari erosi budaya luar yang mengancam dalam upayanya memapankan dengan bangsa lain dalam muara normatif. Akan tetapi tradisi penceritaan yang selalu dibumbui dengan contoh ketimpangan aspek materiil yang terjadi menjadikan jemaat dengan gampang meninggalkan loyalitas terhadap kepentingan penyatuan yang utama. ketimpangan aspek materiil bukan disebabkan sebuah ideologi pncasila akan tetapi ketimpangan itu bersumber kepada bentuk partisi-partisi kepentingan yang digiatkan oleh orang, kelompok yang sulit menerima ideologi negara dalam iman mereka. partisi-partisi dalam berbagai kepentingan juga menjadikan ideologi negara bergerak lamat-lamat bahkan diam. Penceritaan tradisi yang berkesinambungan seyogyanya digiatkan dalam ranah penyatuan dan kebanggaan atas nusantara dengan semua keunggulanya. Petradisian iman harus bersinergi dengan budaya dan semangat bangsa pribumi dan bukan pentradisian yang hanya berorientasi kepada pencekokan daerah dimana cerita, sejarah yang ada dalam kitab suci terbentuk. Dimana peristiwa dan pelaku itu di buat pada awalnya juga  harus sanggup menjadi semangat baru dalam karakter,budaya, wilayah yang berbeda pula khususnya indonesia.
    Pembelajaran tradisi kitab suci dalam menjaga identitas iman dan wacana tentang ketuhanan juga merupakan langkah perkembangan berteologi di negeri ini dalam menjawab semua kekosongan ruang tiap jemaat yang dengan suci berniat mengabdi dalam iman dan kewarganegaraan  tidak saling bertentangan sehingga identitas bangsa ini bisa sejajar dengan bangsa lain. Pola penafsiran kitab suci yang tidak sanggup bergiat dan bersinggungan dengan semangat penyatuan, atau tidak sudi berhadapan dengan kritik yang diajukan jemaat akan relevansi firman di masa yang terus menuntut sudah pasti akan terjebak dalam pola sektarian. dan semua bentuk partisi-partisi iman, penafsiran, dan kelompok tafsir yang majemuk bisa menjadi aset bagi proses berteologi di negeri yang majemuk ini. Akan tetapi partisi-partisi yang enggan terbuka dalam kritik baik aspek historis, rasionalis, empiris saint modern, retorika dan sosiologis dimana penafsiran itu bermuara kepada pencapaian yang normatif akan menjadi pemicu KEBANGKRUTAN IMAN atas bangsa yang dipenuhi kemajemukan ini.

  "studi kitab suci[ taurot, injil, al-qur'an] beserta rujukan tafsirnya hendaknya dipahami bagaimana dahulunya suara suci itu begitu penting dan mendesak segara diturunkan dan untuk apa suara kitab suci disuarakan sehingga begitu penting secara teologis bagi generasi sekarang. dan kitab suci bisa menjadi petunjuk tentang apa yang benar dilapangan secara logika, empiris tentang sejarah penyatuan ini."


  "penyelidikan sejarah berteologi  harus mempunyai narasi yang saling berhubungan antara peristiwa dan bukti tekstual, praktek-praktek bedah kitab suci yang tidak kritis dan tidak teruji kelak akan membahayakan kemajemukan bangsa ini"



Jumat, 29 April 2011

DOGMATIS Versus PRAGMATIS

" belajar memahami kehendak suara tuhan dalam kitab suci dalam epistemologi modern sekarang mengarahkan anak jaman untuk mengedepankan niat yang tulus akan transformasi sejarah yang direduksi, ditutupi kedalam era baru yang menuntut kebenaran yang independen sebagai upaya menjaga moralitas, humanisme manusia yang merdeka"



    Munculnya fenomena pencucian otak yang dilakukan oleh kelompok sempalan-sempalan perjuangan dinnul islam telah meresahkan masyarakat indonesia. laporan-laporan tentang korban kegiatan pencucian otak kepada pihak kepolisian menjadikan kegiatan ini mengundang unsur pidana atas berbagai kasus orang hilang dindonesia akan tetapi pihak kepolisian seperti yang dilansir dimedia belum menindak dan baru sebatas laporan. kegiatan pengajian yang berorientasi kepada cita-cita pembentukan negara islam indonesia dengan sebuah upaya revolusi berdarah pada saatnya nanti. bagi pengiman islam pola pengajian kitab suci yang berorientasi tentang politik bisa dibilang sebuah pemahaman yang baru dan menggugah para umat islam yang terbiasa ditadaburi [penyegaran iman] sebatas penyegaran norma-norma sosial.
   pemahaman iman yang berorientasi kepada metafora semata yang menjadikan kegiatan pencucian otak memakan korban. Pengiman monotheisme melihat pencerahan ini sebagai sebuah pencerahan yang baru dimana tidak pernah didapatkan dalam tarbiyah-tarbiyah yang disiarkan dalam media televisi ataupun buku-buku yang telah melalui proses audit ulang dan terbatas.Pola tafsir yang dikontrol oleh otoritas yang dikendalikan oleh kaum sekuler selama ini sebatas penekanan budi pekerti dan impian-impian kosmis dan akhirnya menjadikan pemahaman yang didapat dari kegiatan cuci otak ini di anggap sebuah cara membebaskan kebenaran yang ada dalam kitab suci. kebenaran yang selama ini dianggap direduksi dan ditutup-tutupi oleh majelis ulama.
   pemahaman iman monotheisme indonesia yang bersandar kepada kepatuhan mutlak kepada pemimpin spiritual menjadikan epistemologi bangsa ini bersandar kepada pemahaman yang dogmatis. pemahaman dogmatis menjadikan pola pikir iman terkurung oleh teks kitab suci. pemahaman yang tidak mengindahkan aspek-aspek lain dalam menafsirkan maksud tuhan dalam bersandingan dengan norma-norma yang masih hidup dan dijunjung tinggi sebagai pondasi yang normatif. aspek-aspek lain itu diantaranya :
  1. aspek rasionalitas
  2. aspek historis
  3. aspek sosiologis
  4. aspek ilmu pengetahuan
pemahaman dogmatis cenderung otonom dengan pernyataan-pernyataan tafsirnya dalam menyikapi masalah-masalah sosiologi di wilayah sekitarnya. Paham dogmatis cenderung menekankan maksud kitab suci seturut teks dan mutlak tidak terbantahkan, paham yang tidak sudi dipepaki, dikoreksi berbagai unsur-unsur yang menjujunjung objektivitas yang sangat dijunjung tinggi dijaman sekarang ini. paham dogmatis yang identik dengan kaum ortodok mengajak penganutnya mengimani kitab suci dengan serba kejanggalanya sebagai upaya menjaga jemaat dari bahaya budaya dan ideologi yang mengancam begitu dahsyat mereduksi iman.
    upaya-upaya pemimpin jemaat yahudi, kristen, islam dalam mengamankan jemaat dari budaya dan ideologi sekuler yang merusak. ideologi yang menurut pandangan ortodok menjadikan jemaat dalam kondisi rawan pemurtatan dan kebangkrutan moral yang membahayakan. akan tetapi para pemimpin jemaat tidak menyadari keimanan manusia tidak cukup ditampung dalam ruang iman yang berdindung dogmatis semata. kecenderungan manusia yang selalu peragu dan tidak pernah puas dalam pencapaian-pencapaianya menjadikan iman jemaat selalu berusaha mengexplorasi keimananya dalam ranah yang lebih menantang sebagai upaya sedekat mungkin dengan suara suci yang ada dalam teks kitab suci.
   Pola pandang pragmatis sebenarnya pernah menjadi perangkat dalam mengamankan epistemologi iman yang fundamental ke dalam epistemologi yang lebih mengedepankan humanisme pada awal abad pertengahan dengan perangkat "positivisme emasipatif" dalam membuat fusi antara tegangan yang terjadi antara iman ortodok yang dogmatis dengan iman rasionalitas yang mengedepankan objektivitas dan budi pekerti, akan tetapi tegangan yang terjadi terus mengiringi perkembangan jaman dengan sikap saling curiga dan sinisme.pola pikir yang mengedepankan objektivitas terlanjur digugat secara radikal oleh karena pola pikir ini cenderung tidak kritis terhadap kekuasaan.
    Sekarang ini bangsa indonesia mengalami perang epistemologi ortodok dengan epitemologi rasionalistis yang keduanya menuntut pencapaian yang maksimal tentang hasil materiil  yang harus segera disajikan kepada jemaat dalam upaya pengabdian kepada kebenaran. baik ortodok ataupun rasionalitas ibarat dua sisi mata uang yang mempunyai fungsi yang sama akan tetapi mempunyai perbedaan sebatas retorika dalam menyampaikan kebenaran.
    Unsur materil { kesenjangan, fasilitas, ekonomi] yang selalu ditutup-tutupi dalam teks dalam misi penyebaran iman yang akhirnya memunculkan sempalan-sempalan jemaat yang mengedepankan perjuangan  unsur materil.Terpisahnya  unsur materiil dan spiritual akhirnya selalu dianggap menyimpang dari pakem. karena selama ini disiplin iman terbangun dalam semangat yang terpisah antara unsur materiil dan spiritual.Pemisahan kepentingan potik, ekonomi, dan spiritual dalam upaya menjaga kesucian kitab suci adalah pola dogmatis dan munculnya ideologi-ideologi yang berorientasi kepada unsur materiil adalah sebuah pemberontakan dari upaya dogmatisasi, dan tidak mengherankan pengimanan kitab suci dalam ranah yang baru ini cenderung mendatangkan konflik-konflik baru dalam memahami tulisan suci yang ada dalam kitab suci.

  " kitab suci taurot, injil, al-qur'an adalah sebuah paket yang mencakup semua unsur baik materiil dan
    spiritual, memisahkan dan mengambil sebagian  menjadikan jemaat terjebak dalam kebingungan dan
    kebutaan visi dalam mendekatkan dari hakekat beriman"